Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
⚡ BATCH TERBATAS! Raih Sertifikat BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH dengan GARANSI LULUS 100%. Terbukti: 95% peserta naik gaji rata-rata 40% dalam 6 bulan. Biaya terjangkau, cicilan 0%, pelatihan weekend. Kuota tersisa 12 orang. Daftar sekarang sebelum terlambat! 📞 Konsultasi GRATIS.
Stuck di Posisi yang Sama? Karir Mandek?
Masalah yang Sering Dialami:
- Sulit mendapat promosi meski sudah lama bekerja
- Gaji tidak naik-naik walau pengalaman bertambah
- Kalah bersaing dengan kandidat tersertifikasi
- Tidak ada pengakuan formal atas keahlian
Jangan biarkan karir Anda tertinggal! Setiap hari tanpa sertifikasi adalah kesempatan yang hilang.
SOLUSINYA: Sertifikasi BNSP
Dapatkan pengakuan resmi kompetensi Anda dan buka peluang karir tanpa batas!

Peta Layanan Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH - Sertifikat Kompetensi BNSP adalah pengakuan resmi atas keahlian seseorang di bidang tertentu, dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Indonesia.
Kenapa Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH Penting?
Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH adalah salah satu pengakuan resmi yang sangat penting dalam dunia kerja di Indonesia. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan dirancang untuk membuktikan bahwa seseorang memiliki kompetensi yang dibutuhkan di bidang tertentu.
Jika Anda bekerja di sektor konstruksi, terutama dalam proyek tertentu, sertifikat ini menjadi sangat krusial.
Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH bukan sekadar dokumen biasa. Ini adalah jenis sertifikat KKNI yang menunjukkan bahwa pemegangnya telah memenuhi standar kompetensi nasional yang ditetapkan oleh BNSP.
Di dunia Aktivitas Keuangan dan Asuransi yang penuh tantangan, sertifikasi ini tidak hanya mencerminkan keahlian Anda, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keamanan dan kualitas kerja.
Keuntungan Memiliki Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Dapatkan 6 keuntungan utama yang akan mengubah karier profesional Anda dengan memiliki sertifikat kompetensi BNSP yang diakui secara nasional dan internasional.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Profesional
Sertifikat BNSP memberikan validasi resmi terhadap kemampuan Anda, meningkatkan kepercayaan diri saat melamar kerja atau menjalankan tugas. Fresh graduate mendapat nilai tambah di mata perusahaan, sementara karyawan tetap merasa lebih yakin dengan kompetensi yang telah teruji secara profesional.
Pengukuran Kemampuan yang Akurat
Melalui proses penilaian yang objektif dan terstandar, Anda dapat mengetahui tingkat kemampuan yang sesungguhnya. Hasil evaluasi membantu mengidentifikasi kekuatan yang perlu dipertahankan dan area yang membutuhkan peningkatan untuk pengembangan karier yang lebih terarah.
Akses Pengembangan Karier Global
Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH diakui secara internasional, membuka peluang karier di perusahaan multinasional. Kredibilitas global ini memberikan akses lebih luas untuk pengembangan diri dan kesempatan berkarier di level yang lebih tinggi.
Kemudahan Seleksi Karyawan Berkualitas
Perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi calon karyawan yang kompeten berdasarkan standar kompetensi yang jelas. HRD lebih efisien dalam proses rekrutmen, sementara kandidat tersertifikasi menunjukkan pemahaman mendalam terhadap bidang kerja sesuai standar industri.
Peningkatan Produktivitas Kerja
Pelatihan pra-sertifikasi memberikan pengetahuan tentang standar kerja terbaik, menghasilkan profesional yang lebih terampil dan telaten. Perusahaan memperoleh karyawan dengan produktivitas tinggi yang dapat diandalkan untuk mencapai target bisnis secara optimal.
Pengakuan Profesional dan Peluang Promosi
Sertifikasi BNSP menjadi bukti konkret profesionalisme Anda di mata atasan dan rekan kerja. Karyawan tersertifikasi memiliki peluang lebih besar untuk mendapat promosi, kenaikan gaji, dan tanggung jawab yang lebih strategis dalam organisasi.
Persyaratan Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH, Anda harus mengajukan beberapa macam dokumen supaya bisa mengikuti uji kompetensi dari lembaga sertifikasi. Pahami alur dan tahapan sertifikasi BNSP dan siapkan dokumen yang dibutuhkan dengan lengkap dan sesuai standar.
Dokumen Identitas
- • Fotokopi KTP atau kartu identitas yang berlaku
- • Pas foto ukuran 3×4 dengan background bebas sebanyak 2 lembar
- • Surat keterangan keaslian dokumen dari pihak berwenang
Dokumen Pendidikan & Karier
- • Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir
- • Curriculum vitae atau riwayat hidup terkini
- • Surat referensi dari perusahaan tempat bekerja
- • Deskripsi pekerjaan atau job description yang detail
Portofolio & Kompetensi
- • Contoh laporan pekerjaan yang disertai dengan portofolio lengkap
- • Fotokopi sertifikat yang telah expired (jika ada)
- • Dokumentasi pengalaman kerja di industri terkait
- • Persiapan untuk demonstrasi praktik kerja
Siap Mendapatkan Sertifikat Kompetensi BNSP?
Hubungi kami untuk mendapatkan panduan lengkap dan memulai proses sertifikasi BNSP Operation Level Treasury Operation Anda hari ini
Penting untuk Diperhatikan
Pastikan semua dokumen dalam kondisi asli dan legible. Dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai standar dapat menghambat proses sertifikasi Anda. Tim kami siap membantu memverifikasi kelengkapan dokumen sebelum pengajuan.
Unit Kompetensi dari Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Kompetensi Operation Level Treasury Operation
Kompetensi seseorang yang memegang sertifikat BNSP Operation Level Treasury Operation, mencakup berbagai unit kompetensi yang melibatkan keterampilan dan pengetahuan yang penting dalam menjalankan tugas sebagai seorang Operation Level Treasury Operation. Ada 2 unit kompetensi yang didefinisikan dalam sertifikat ini.
- K.641215.007.01: Melakukan settlement transaksi treasury
- K.641215.008.01: Melakukan adminstrasi treasury
Contoh Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation

Contoh Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation. (Nama Skema menyesuaikan)
Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation memiliki format standar dengan berbagai informasi penting yang tercantum di dalamnya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai setiap komponen yang terdapat dalam sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Nomor Blangko Sertifikat
Nomor unik yang tercetak pada sertifikat sebagai identitas dokumen. Format nomor ini mengikuti sistem penomoran BNSP dan berfungsi sebagai kode verifikasi keaslian sertifikat yang dapat diperiksa melalui sistem database BNSP.
Data Pribadi Pemegang Sertifikat
Mencakup nama lengkap, nomor identitas (KTP/NIK), tempat dan tanggal lahir pemegang sertifikat. Informasi ini harus sesuai dengan dokumen identitas resmi dan digunakan untuk memastikan keabsahan kepemilikan sertifikat.
Skema Sertifikasi
Menyebutkan nama lengkap skema sertifikasi yang telah dicapai, kode skema, dan tingkat kualifikasi sesuai KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Ini menunjukkan bidang kompetensi spesifik yang telah diuji dan dikuasai.
Tanggal Penerbitan dan Masa Berlaku
Menunjukkan kapan sertifikat diterbitkan dan batas waktu berlakunya (umumnya 3 tahun). Tanggal ini penting untuk menentukan kapan perlu dilakukan resertifikasi atau perpanjangan sertifikat kompetensi.
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
Nama dan logo LSP yang mengeluarkan sertifikat, beserta nomor lisensi LSP dari BNSP. LSP adalah lembaga yang berwenang melaksanakan sertifikasi kompetensi pada bidang tertentu atas lisensi dari BNSP.
Unit Kompetensi
Daftar unit kompetensi yang telah dicapai dengan status "Kompeten", mencakup kode unit dan judul unit sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) atau standar internasional yang berlaku.
Tanda Tangan dan Stempel
Tanda tangan pejabat berwenang dari LSP (biasanya Direktur atau Ketua LSP) dan stempel resmi LSP sebagai pengesahan. Beberapa sertifikat juga menyertakan tanda tangan dari BNSP untuk validasi tambahan.
Fitur Keamanan
Berbagai elemen keamanan seperti watermark, hologram, kode QR untuk verifikasi digital, dan kertas khusus yang sulit dipalsukan. Fitur ini memastikan keaslian sertifikat dan mencegah pemalsuan dokumen.
Galeri Pelaksanaan Uji Kompetensi Oleh LSPKonstruksi.com
Dengan pengalaman lebih dari 500+ peserta yang telah berhasil meraih sertifikat kompetensi, kami telah dipercaya oleh berbagai institusi pendidikan dan pelatihan terkemuka di Indonesia untuk menyelenggarakan uji kompetensi berkualitas tinggi sesuai standar BNSP.
Peserta Tersertifikasi
Institusi Partner
Tingkat Kelulusan
Tahun Pengalaman
Uji Kompetensi Konstruksi
Universitas Negeri Padang
Mengapa Memilih Program Ini?
- Standar kompetensi sesuai SKKNI bidang konstruksi
- Asesor bersertifikat dan berpengalaman industri
- Fasilitas laboratorium lengkap dan modern
- Sertifikat diakui secara nasional
17 Peserta
Batch Februari 2025






Uji Kompetensi Teknisi Hidroponik
BPVP Bandung Barat
Keunggulan Program Hidroponik:
- Kurikulum terdepan teknologi pertanian modern
- Praktik langsung dengan sistem hidroponik terkini
- Kerjasama dengan industri agrikultur terpercaya
- Peluang kerja di sektor pertanian modern
15 Peserta
Batch Maret 2025






Dipercaya oleh Institusi Terpercaya
Universitas & Institut
Balai Pelatihan Kerja
Perusahaan Industri
"Kualitas pelayanan dan profesionalisme yang luar biasa dalam setiap penyelenggaraan uji kompetensi"
Tempat Uji Kompetensi Untuk Mendapat Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation
Tempat Uji Kompetensi Untuk Uji Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH berlokasi di Jl. Untung Suropati No.16, Pabeyan Kulon, Ged (TUK Sewaktu).
Peta Tempat Uji Kompetensi Untuk Uji Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Kabupaten Rembang (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦉꦩ꧀ꦧꦁ, Pegon: رمباڠ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk Kabupaten Rembang sebanyak 662.787 jiwa. Ibu kotanya adalah Kecamatan Rembang Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Teluk Rembang (Laut Jawa) di utara, Kabupaten Tuban (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Blora di selatan, serta Kabupaten Pati di barat.
Di Kabupaten Rembang ada banyak tokoh nasional seperti KH A Bahauddin Nursalim, KH Maimun Zubair, KH Mustofa Bisri dan lainnya.
Makam pahlawan pergerakan emansipasi wanita Indonesia, R. A. Kartini, terdapat di Kabupaten Rembang, yakni di Desa Bulu yang masuk ke jalur Rembang-Blora (Mantingan).
Rembang memiliki kombinasi wilayah pesisir dan pegunungan. Wilayah utara didominasi oleh dataran rendah pesisir, sedangkan wilayah selatan termasuk bagian dari Pegunungan Kendeng. Bahasa sehari-hari adalah bahasa Jawa dengan dialek khas Pantura.
Perikanan dan Kelautan : Sebagai wilayah pesisir, banyak masyarakat menggantungkan hidup dari laut, terutama di Kecamatan Rembang, Kaliori, dan Lasem.
Pertanian dan Perkebunan : Di bagian selatan, seperti di Bulu, Sale, dan Gunem, warga banyak yang bertani.
Tambang kapur dan semen juga menjadi salah satu sektor penting, meskipun sering menuai polemik, terutama terkait pelestarian kawasan Kendeng.
Industri batik Lasem: Lasem terkenal sebagai kota batik tua dengan pengaruh budaya Tionghoa yang kuat.
Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui Jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), terletak pada garis koordinat 111° 00'–111° 30' Bujur Timur dan 6° 30'–7° 6' Lintang Selatan. Laut Jawa terletak di sebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Adapun batas- batasnya antara lain:
Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur (seperti di Kecamatan Sarang, memiliki kode telepon yang sama dengan Tuban (Jawa Timur).
Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung Butak (679 meter) dan Gunung Gembes (682 meter) yang meletus sekitar dekade 1980/1990-an. Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung Lasem (ketinggian 806 meter) yang meletus sekitar tahun 1992. Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam Gunung Celering.
Untuk pengairan, Kabupaten Rembang memiliki 31 sungai dan 44 danau. Di daerah kabupaten tersebut terdapat 31 sungai, dengan sungai Kali Modong, Kali Jeruju, dan Kali Lasem sebagai sungai terbesarnya di wilayah tersebut, yang bermuara ke Laut Jawa. Di antaranya sungai Kali Lasem, yang kini telah dikanalisasi sejak dekade 1980-an, tepatnya pada era Sutikno menjadi Bupati Rembang (menjabat pada tahun 1979-1984), serta telah dinormalisasi sejak tahun 2013, untuk mencegah banjir.
Seperti wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Rembang beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua pola musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan di wilayah Rembang berlangsung pada periode November hingga April sebagai akibat dari hembusan angin monsun baratan yang bersifat basah, lembap, serta banyak membawa uap air. Sementara itu, musim kemarau di Rembang terjadi pada periode Mei hingga Oktober sebagai akibat dari tiupan angin monsun timuran yang bersifat kering dan sangat sedikit membawa uap air. Suhu udara di wilayah Rembang berkisar antara 23°–34 °C dengan tingkat kelembapan relatif antara 60% hingga 90%.
Kabupaten Rembang terdiri dari 14 kecamatan, 7 kelurahan, dan 287 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 625.991 jiwa dengan luas wilayah 887,13 km² dan sebaran penduduk 705 jiwa/km².
Sejak tahun 2006 kabupaten rembang telah memiliki 42 kecamatan dengan terbagi juga atas 552 desa dan 89 kelurahan serta juga 2.457 dusun desa atau lingkungan kelurahan. Setiap dusun dibagi juga dalam beberapa rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT). Berdasarkan perda kabupaten rembang nomor 3 tahun 2006 tanggal 16 februari 2006, telah dibentuk tiga kecamatan baru, yakni kecamatan kepulauan bureyeng, kecamatan tapahan, dan kecamatan tanjung agung. Sehingga jumlah kecamatan di kabupaten rembang pada tahun 2006 bertambah dari semula 39 kecamatan, menjadi 42 kecamatan.
Pemerintah Kabupaten Rembang menunjukkan komitmen kuat dalam transformasi tata kelola dengan menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penerapan ini tercermin dalam hasil evaluasi Kementerian PAN-RB tahun 2023 yang menetapkan skor SPBE Kabupaten Rembang sebesar 3,64, masuk dalam kategori “Sangat Baik”—melampaui target RPJMD sebesar 3,23. Implementasi SPBE di Rembang tidak hanya berdampak pada efisiensi internal pemerintahan, tetapi juga memperkuat transparansi publik melalui aplikasi E‑SAKIP. Sistem ini memuat indikator kinerja hingga capaian SKPD secara daring dan terbuka bagi masyarakat.
Sebagai bagian dari ekosistem SPBE, Kabupaten Rembang juga mengembangkan sejumlah kanal layanan digital yang terintegrasi. Misalnya, aplikasi Rembang Gemilang Mobile memuat fitur-fitur seperti informasi lalu lintas via CCTV, antrean layanan kesehatan, hingga informasi hukum melalui JDIH. Selain itu, penguatan tata kelola hukum dilakukan melalui JDIH Rembang yang meraih penghargaan “Progres Pencapaian Terbaik” tingkat Jawa Tengah pada tahun 2024. Dengan pendekatan digital ini, Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya mewujudkan sistem pemerintahan yang lebih efektif, transparan, dan partisipatif.
Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Rembang menjadi pusat layanan publik terpadu yang mampu menghadirkan efisiensi dan aksesibilitas tinggi bagi masyarakat. Sejak resmi dibuka pada 22 November 2022, MPP telah dikunjungi lebih dari 168.000 orang hingga akhir 2024. Terdapat 96 layanan yang ditawarkan dari 20 instansi, termasuk layanan administrasi kependudukan, perizinan, serta lembaga vertikal seperti Kepolisian dan BPJS. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat kunjungan tertinggi, mencapai lebih dari 51.000 kunjungan dalam dua tahun operasional MPP.
Selain menghadirkan layanan di satu lokasi strategis di pusat kota, MPP dilengkapi dengan sistem evaluasi kepuasan berbasis daring (e-SKM). Indeks kepuasan masyarakat pada tahun 2024 tercatat sebesar 90,25 dengan kategori “Sangat Baik”. Pengembangan layanan juga terus dilakukan, salah satunya dengan integrasi layanan BPJS Kesehatan secara penuh serta optimalisasi gerai pelayanan berbasis permintaan masyarakat. Dalam Monitoring dan Evaluasi Kementerian PAN-RB tahun 2024, MPP Rembang meraih predikat “Baik”, menandakan efektivitas operasional yang konsisten.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi layanan publik, Kabupaten Rembang meluncurkan sistem Izin Gampil, yaitu platform digital berbasis server lokal yang ditujukan untuk mempercepat proses perizinan. Sistem ini awalnya difokuskan pada pengurusan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga kesehatan, dan telah berhasil menurunkan waktu pengurusan dari sembilan menjadi lima hari kerja. Dalam tahap uji coba, tercatat lebih dari 100 SIP diterbitkan melalui aplikasi ini, yang dapat diakses secara daring melalui ponsel pintar tanpa harus datang ke kantor pelayanan.
Sistem Izin Gampil dikembangkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Rembang, sebagai solusi atas kendala teknis yang selama ini ditemui pada sistem nasional (SiCANTIK). Pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen digitalisasi pemerintahan dalam rangka mendukung reformasi birokrasi dan peningkatan iklim investasi. Pemerintah menargetkan seluruh layanan perizinan, baik usaha maupun nonusaha, akan sepenuhnya terintegrasi dalam sistem ini pada tahun 2025 sebagai bagian dari persiapan menuju MPP Digital.
Pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Rembang meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik dengan predikat “Informatif” dari Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah. Capaian ini mencerminkan peningkatan nilai signifikan dari tahun sebelumnya, yakni dari 85,98 menjadi 94,56. Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan evaluasi terhadap situs web, media sosial, integrasi kanal aduan masyarakat, serta partisipasi dalam digitalisasi data untuk mendukung pengambilan kebijakan.
Pemkab Rembang telah mengembangkan berbagai platform akses informasi, mulai dari Open Data, situs web pengadaan barang dan jasa, hingga nomor WhatsApp aduan publik. Tak hanya tingkat kabupaten, prestasi juga dicapai oleh Desa Punjulharjo yang dinobatkan sebagai desa informatif dengan nilai 93,50. Keterbukaan informasi dilaksanakan melalui berbagai kanal termasuk website, media sosial, dan papan pengumuman fisik, memastikan seluruh lapisan masyarakat memperoleh informasi dengan mudah dan setara.
Untuk mendorong budaya inovasi di lingkungan birokrasi, Pemerintah Kabupaten Rembang secara rutin menyelenggarakan Rembang Innovation Award (RIA). Ajang ini terbuka bagi OPD, BUMD, dan pemerintah desa untuk menunjukkan inovasi dalam pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, maupun bidang lainnya. RIA 2025 dirancang dengan skema penilaian ketat dan selektif, di mana hanya tiga hingga enam inovasi terbaik yang akan ditampilkan dalam tahap final, mengingat pada tahun sebelumnya jumlah finalis mencapai sembilan.
Selain RIA, Pemkab Rembang juga menyelenggarakan Lomba Inovasi Daerah yang menjadi ruang kompetisi terbuka bagi kebijakan dan program non-aplikatif. Contoh inovasi andalan seperti “Telponi” (Temokno, Laporno, dan Openi) menunjukkan dampak konkret dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Melalui ekosistem kompetisi inovasi ini, Rembang menumbuhkan budaya birokrasi yang adaptif dan responsif terhadap tantangan serta kebutuhan riil masyarakat.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Rembang terhadap standar pelayanan publik mendapatkan pengakuan dari Ombudsman RI. Pada tahun 2023, Rembang memperoleh nilai kepatuhan 93,01 dan masuk dalam zona hijau, meningkat dari 90,86 pada tahun sebelumnya. Penilaian ini merupakan hasil evaluasi Ombudsman terhadap berbagai OPD dan unit layanan, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan, dan Puskesmas, selama periode Juni hingga Oktober 2023.
Penghargaan tersebut menjadi cerminan bahwa pelayanan publik di Rembang telah berjalan sesuai standar yang ditetapkan. Pemerintah daerah terus mengupayakan perbaikan layanan melalui pelatihan petugas, evaluasi berkala, serta penyediaan sarana ramah disabilitas. Pencapaian ini memperkuat legitimasi Rembang sebagai salah satu kabupaten dengan tata kelola layanan publik yang konsisten dan profesional di Provinsi Jawa Tengah.
Visi “Rembang Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan” dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045. Lima sasaran utama RPJPD meliputi peningkatan pendapatan per kapita, pengentasan kemiskinan, peningkatan daya saing daerah dan SDM, serta pengurangan emisi gas rumah kaca menuju net zero emission. Pemerintah juga merancang lima misi utama sebagai arah transformasi strategis, termasuk di dalamnya transformasi tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien.
Sebagai bentuk konkrit dari visi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Rembang memperkuat infrastruktur digital menuju Smart City 2026. Aplikasi Rembang Gemilang Mobile menjadi katalis integrasi layanan publik, yang terdiri dari delapan fitur seperti antrean layanan kesehatan, informasi pajak dan hukum, hingga pemantauan lalu lintas. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip SPBE dan menjadi penanda modernisasi sistem pemerintahan berbasis data dan teknologi, yang ditujukan untuk mempercepat pelayanan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Kabupaten Rembang diproyeksikan memiliki jumlah penduduk sebesar 660,17 ribu jiwa pada tahun 2024, terdiri atas 331,87 ribu laki-laki dan 328,30 ribu perempuan. Laju pertumbuhan penduduk selama periode 2020–2024 tercatat sebesar 0,78 persen. Pertumbuhan tertinggi tercatat di Kecamatan Pamotan sebesar 1,20 persen, disusul oleh Kecamatan Pancur (1,08 persen) dan Kragan (1,06 persen), mencerminkan dinamika pertumbuhan spasial yang bervariasi antar wilayah. Sementara itu, angka rasio jenis kelamin (sex ratio) tahun 2024 mencapai 101,09 persen, menandakan bahwa secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, meskipun terdapat empat kecamatan yang menunjukkan rasio di bawah 100 persen, yaitu Sumber (98,38%), Kaliori (98,13%), Sulang (99,65%), dan Rembang (99,00%).
Kepadatan penduduk Kabupaten Rembang tahun 2024 tercatat sebesar 636 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini menunjukkan sebaran yang tidak merata, dengan Kecamatan Rembang memiliki kepadatan tertinggi yaitu 1.524 jiwa/km², yang mencerminkan karakteristik pusat kota dengan dominasi aktivitas ekonomi dan permukiman yang lebih padat. Di sisi lain, Kecamatan Bulu tercatat sebagai wilayah dengan kepadatan penduduk terendah sebesar 283 jiwa/km², mengindikasikan struktur wilayah yang lebih rural atau lahan yang belum terkonversi menjadi kawasan padat penduduk. Variasi ini memberikan petunjuk penting bagi arah kebijakan pemerataan pembangunan dan pengendalian konversi lahan.
Komposisi penduduk menurut umur menunjukkan struktur demografi yang relatif seimbang. Kelompok usia produktif (15–64 tahun) mendominasi struktur penduduk, dengan jumlah terbesar berada pada rentang usia 30–39 tahun. Sementara itu, kelompok usia 0–14 tahun tetap menunjukkan proporsi yang cukup besar, menandakan adanya potensi beban ketergantungan usia muda (YADR). Jumlah penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) mencapai lebih dari 62 ribu jiwa, yang jika dilihat dari tren rasio ketergantungan menunjukkan pentingnya perhatian pada sektor pelayanan sosial dan kesehatan untuk lansia.
Kabupaten Rembang menunjukkan perkembangan signifikan dalam hal penyediaan pendidikan formal, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga jenjang menengah atas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah murid tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun ajaran 2024/2025 tercatat sebanyak 9.004 siswa, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 8.879 siswa. Sementara jumlah tenaga pendidik untuk jenjang ini mencapai 509 orang, terdiri dari guru negeri dan swasta. Hal ini mengindikasikan komitmen Pemerintah Kabupaten Rembang dalam menyediakan akses pendidikan menengah yang merata di berbagai kecamatan.
Di sisi lain, pada jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat 881 murid yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan jumlah guru mencapai 677 orang pada tahun ajaran 2024/2025. Selain itu, data Angka Partisipasi Murni (APM) tahun 2024 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pendidikan dasar (SD/MI) mencapai 97,84%, sedangkan tingkat menengah pertama (SMP/MTs) dan menengah atas (SMA/SMK/MA) masing-masing sebesar 78,20% dan 65,29%. Ini menandakan bahwa walaupun capaian partisipasi masih cukup tinggi di tingkat dasar, tantangan terbesar tetap berada pada jenjang pendidikan menengah atas.
Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga terus mengupayakan pemerataan akses pendidikan tinggi bagi warganya. Salah satu bentuk komitmen tersebut ialah melalui peluncuran Program Beasiswa Prestasi Pendidikan Tinggi tahun 2025. Program ini diharapkan mampu mendorong partisipasi generasi muda dari berbagai lapisan masyarakat, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Pendaftaran dan seleksi beasiswa dilakukan secara terbuka, dengan informasi lengkap dapat diakses melalui platform resmi pemerintah daerah. Langkah ini mencerminkan semangat transparansi sekaligus memberikan kesempatan luas bagi siswa-siswa berprestasi agar tidak terkendala oleh faktor ekonomi. Dengan keberadaan program ini, diharapkan jumlah lulusan SMA/SMK yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Rembang dapat terus meningkat dari waktu ke waktu.
Pemkab Rembang menaruh perhatian serius terhadap persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS), terutama untuk kelompok usia 7–18 tahun. Melalui program Gerakan Ayo Sekolah Pol 12 Tahun (Gaspol 12), pemerintah telah mendelegasikan penanganan ATS kepada pemerintah desa dengan dukungan anggaran dari dana desa. Tahun 2025 menjadi titik balik dari pendekatan ini, di mana monitoring dilakukan oleh Dinas Pendidikan, sedangkan pelaksanaan teknis menjadi kewenangan desa. Pendekatan ini terbukti efektif, dengan tercatat sekitar 610 anak berhasil dikembalikan ke sekolah di 14 kecamatan.
Lebih lanjut, Kabupaten Rembang mengimplementasikan metode pendataan baru berbasis aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai upaya memperkuat validitas data ATS. Pendekatan ini menggantikan metode sebelumnya yang dilakukan secara manual dari rumah ke rumah. Dengan data yang lebih akurat, tim ATS tingkat kabupaten dapat langsung melakukan verifikasi dan pendekatan secara personal terhadap anak dan keluarga. Hingga tahun 2024, sebanyak 111 dari 364 anak berhasil kembali bersekolah, sebuah pencapaian yang menunjukkan potensi besar dari pendekatan digital berbasis data dalam pengentasan ATS secara sistematis.
Dalam rangka memperkuat pendidikan karakter dan kegiatan ekstrakurikuler, Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang mendukung penuh pengembangan Gugusdepan Mantap di setiap jenjang pendidikan. Program ini menyasar seluruh pangkalan pramuka di SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang berada di bawah naungan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Rembang. Melalui Rapat Koordinasi Pembinaan dan Teknik Penilaian, indikator penilaian mencakup aspek sumber daya manusia, manajemen, administrasi, keuangan, serta capaian prestasi dan kemitraan.
Pengembangan Gugusdepan Mantap diharapkan mampu menciptakan satuan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat dalam pembentukan karakter peserta didik. Dengan adanya tindak lanjut dari Korwil dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), implementasi program ini berpotensi menciptakan iklim pendidikan yang lebih holistik dan seimbang antara aspek kognitif dan afektif siswa.
Pemkab Rembang sedang mematangkan pembangunan Sekolah Rakyat sebagai upaya menyediakan layanan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Sekolah ini dirancang sebagai lembaga pendidikan inklusif berbasis asrama dan digratiskan sepenuhnya. Pemerintah telah menyediakan lahan di Kecamatan Sulang dan mengusulkan pembukaan tiga jenjang pendidikan dengan dua rombongan belajar per jenjang, menargetkan daya tampung 150 anak.
Kendati infrastruktur telah mulai dipersiapkan, penetapan tenaga pengajar dan kepala sekolah masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Sementara itu, pendanaan proyek ini berasal dari APBN dengan kemungkinan tambahan dari mitra swasta. Program ini merupakan respons konkret terhadap ketimpangan akses pendidikan, dan diharapkan menjadi model solusi jangka panjang dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi di Kabupaten Rembang.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pendidikan lingkungan, tiga sekolah menengah di Kabupaten Rembang diusulkan mengikuti seleksi ASEAN Eco School tahun 2027. SMPN 1 Kaliori, SMPN 1 Lasem, dan SMPN 3 Lasem telah mendapatkan pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) guna memenuhi enam indikator utama seperti kebersihan, konservasi air dan energi, pengelolaan sampah, serta inovasi lingkungan.
Partisipasi dalam ASEAN Eco School memerlukan pencapaian sebelumnya di tingkat nasional, yakni penghargaan Adiwiyata Mandiri. Selain pendampingan dari DLH, Pemkab Rembang mendorong sekolah-sekolah tersebut untuk melakukan studi banding ke lembaga yang telah sukses mengikuti ajang serupa. Inisiatif ini mencerminkan sinergi antara sektor pendidikan dan lingkungan hidup, serta memperkuat pendidikan karakter dan kepedulian global siswa.
Komitmen Pemkab Rembang dalam meningkatkan kualitas pendidikan juga terlihat melalui reformasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026. Pelaksanaan SPMB dilakukan secara daring dengan empat jalur seleksi, yakni domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Komitmen transparansi dan keadilan ditegaskan melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan berbagai pemangku kepentingan, sebagai bentuk penguatan sistem yang akuntabel dan bebas diskriminasi.
Di sisi lain, kesejahteraan tenaga pendidik menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Selama delapan tahun terakhir, alokasi Bantuan Kesejahteraan (Bankesra) untuk Guru PAUD mengalami peningkatan signifikan hingga menembus lebih dari Rp 70 miliar. Rapor Pendidikan Kabupaten Rembang tahun 2024 mencatat capaian indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 80,42, naik dari tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas literasi, numerasi, serta iklim inklusif dan kebinekaan, yang diiringi dengan perbaikan tata kelola serta penyempurnaan kurikulum dan evaluasi pendidikan di tingkat daerah.
Pendidikan di Kabupaten Rembang tidak hanya difokuskan pada peningkatan akses dan infrastruktur, tetapi juga pada pencapaian prestasi akademik dan non-akademik peserta didik. Sejumlah sekolah dan siswa menunjukkan capaian yang membanggakan di tingkat lokal maupun nasional. Di tingkat kabupaten, dua siswa SMPN 2 Rembang berhasil meraih Juara 1 dan Juara Harapan 3 dalam Lomba IPS MGMP SE, yakni Riofardan Al Ghifari dan Hilman Ihsan Widagdo (24 April 2025). Sementara itu, SMK Muhammadiyah Rembang juga mengukir prestasi dalam Kejurda VII TSPM Piala KONI 2025, dengan tujuh atlet pelajar menyabet berbagai gelar juara di cabang pencak silat. Prestasi ini menunjukkan kualitas pembinaan ekstrakurikuler yang selaras dengan pembentukan karakter dan pengembangan potensi pelajar secara utuh.
Pada tingkat nasional, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Rembang meraih prestasi dalam ajang Forcemi Islamic Competition (FICO) 2025. Tim Syarhil Qur’an yang terdiri dari Anggun Dwi Rahmawati, Nafila Aniqotul Fathiyya, dan Ayyun Afroh berhasil menjadi Juara 1, disusul kemenangan individu lainnya—Nafila (Juara 2 Tilawah), Anggun (Juara 3 Da’i), serta Akhsanu Nadia dan Muhammad Milzam Hawary (Juara Presentasi Terbaik Karya Tulis Ilmiah Qur’ani). Kepala MAN 2 Rembang, Akhmad Suhadak Solikin, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan kualitas sumber daya siswa serta konsistensi lembaga dalam pembinaan keagamaan, literasi, dan public speaking. Apresiasi dan penguatan kelembagaan semacam ini menjadi bagian integral dari strategi peningkatan mutu pendidikan menengah atas berbasis keunggulan lokal.
Sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa berprestasi, Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) meluncurkan program beasiswa prestasi perguruan tinggi. Tahun 2024, sebanyak 50 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan berhak menerima bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta biaya hidup selama masa studi. Mayoritas penerima berasal dari keluarga kurang mampu dan tersebar di berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Terbuka dan Universitas Trunojoyo Madura. Seleksi dilakukan secara ketat melalui verifikasi lapangan dan tes akademik berbasis komputerisasi. Dindikpora menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan sarjana dalam empat tahun, sejalan dengan visi peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah.
Tak hanya kepada siswa, Pemerintah Kabupaten Rembang juga memberikan penghargaan kepada guru dan kepala sekolah berprestasi dari jenjang TK hingga SMP. Penghargaan diberikan secara langsung oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional. Salah satu penerima, Dewi Fatimah dari SDN Kebonagung Sulang, mengungkapkan apresiasinya atas bentuk penghargaan tersebut yang berupa piala dan uang pembinaan. Di sisi lain, capaian membanggakan juga datang dari Miftahul Jannah, wisudawan terbaik FISIP UIN Walisongo Semarang asal Desa Sriombo, Lasem. Ia merupakan penerima beasiswa Dikti yang difasilitasi oleh Pemkab Rembang, dan menyatakan bahwa program tersebut sangat membantunya menyelesaikan studi dengan IPK 3,95. Dalam konteks ini, dukungan pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi menjadi landasan penting bagi pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di Rembang.
Dalam kurun waktu 2024–2025, perekonomian Kabupaten Rembang menunjukkan tren positif meskipun terdapat perlambatan kecil. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan pada 2024 tumbuh sebesar 5,08 %, sedikit menurun dari capaian tahun sebelumnya sebesar 5,20 %. Sektor jasa (tertiary) menjadi motor utama dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 6,82 %, diikuti sektor industri (sekunder) sebesar 5,98 %. Namun demikian, sektor primer yang meliputi pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi sebesar −0,60 %, menunjukkan tantangan serius pada sektor yang sebelumnya dominan. Komposisi struktur ekonomi juga mengalami pergeseran signifikan: sektor jasa kini menyumbang 40,3 % dari total PDRB, industri 32,8 %, dan sektor primer 26,9 %. Ini menandai transformasi struktural menuju ekonomi berbasis jasa dan manufaktur yang lebih kuat.
Dalam hal pengeluaran, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penggerak utama PDRB dengan kontribusi sekitar 72,7 % pada tahun 2023, mencerminkan peran vital daya beli masyarakat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Di sisi lain, indikator kesejahteraan masyarakat juga menunjukkan perbaikan. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan signifikan, dari 15,6 % pada 2020 menjadi 14,65 % pada 2022, dan akhirnya mencapai 14,0 % di akhir 2024 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 91.450 jiwa. Angka ini mencerminkan efektivitas program pengentasan kemiskinan dan peningkatan akses terhadap layanan dasar.
Kondisi investasi dan iklim usaha di Rembang juga menunjukkan geliat menggembirakan. Pada triwulan I tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp 375,35 miliar—tumbuh tajam sebesar 120 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian ini setara dengan 27 % dari target tahunan senilai Rp 1,379 triliun. Sebagian besar investasi berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 324 miliar atau 86 % dari total, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang 13,6 %. Sektor-sektor utama yang menarik investasi meliputi jasa, pertambangan, perdagangan, serta industri kulit dan alas kaki, menandakan pergeseran ekonomi Rembang menuju industri bernilai tambah dan jasa modern.
Dalam aspek ketenagakerjaan, Kabupaten Rembang mencatatkan pencapaian positif. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat menjadi 73,98 % pada 2022, mencerminkan tingginya keterlibatan penduduk usia produktif dalam pasar kerja. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun drastis dari 3,67 % pada 2021 menjadi hanya 1,76 % pada 2022—terendah di Jawa Tengah. Meski begitu, tantangan masih tersisa, terutama pada aspek kualitas sumber daya manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rembang masih berada di bawah rata-rata provinsi Jawa Tengah. Namun dengan populasi mayoritas usia produktif dan dorongan program peningkatan kualitas pendidikan serta akses perguruan tinggi melalui beasiswa, potensi peningkatan daya saing daerah sangat terbuka ke depan.
Kabupaten Rembang merupakan salah satu sentra peternakan sapi potong terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, populasi sapi potong di wilayah ini mencapai 135.997 ekor, menempatkannya pada peringkat keempat se-Jawa Tengah . Khususnya, Kecamatan Kragan telah ditetapkan sebagai pusat pembibitan sapi Peranakan Ongole (PO) oleh Kementerian Pertanian, menjadikannya daerah kedua setelah Kebumen yang mendapat pengakuan tersebut. Sertifikasi kesehatan ternak juga memperkuat posisi Rembang sebagai wilayah unggulan dalam pengembangan bibit sapi unggul bebas penyakit menular seperti PMK dan LSD.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang bersama BSIP dan LPSI Ruminansia Besar secara aktif menggelar bimbingan teknis (bimtek) manajemen sapi potong berbasis Standar Nasional Indonesia (SNI). Melalui pelatihan tersebut, peternak didorong memahami teknik pakan konsentrat, fermentasi hijauan, dan reproduksi ternak guna meningkatkan produktivitas dan kualitas populasi sapi. Populasi yang sempat menurun karena wabah LSD dan PMK diatasi melalui vaksinasi, penguatan pakan lokal, dan penyediaan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) representatif.
Sektor peternakan Rembang berkembang dengan model ekosistem hulu-hilir yang semakin terintegrasi. Pemerintah daerah mendorong kemandirian produksi pakan ternak, terutama hijauan berkualitas melalui program Gerbang Patas dan padang penggembalaan yang mencapai luas realisasi hingga 100 hektare. Produk olahan seperti abon sapi dan susu kambing etawa juga mulai dikembangkan di tingkat kelompok masyarakat, meskipun masih terbatas pada skala kecil.
Program “Sekolah Ternak Rakyat” yang diinisiasi oleh KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera bersama Pemkab dan STIE YPPI, menjadi inovasi sosial dalam mendampingi peternak lokal. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi, meningkatkan kapasitas peternak, serta menurunkan harga daging melalui edukasi manajemen ternak yang lebih baik. Inisiatif seperti ini mempertegas bahwa sektor peternakan di Rembang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Pasar Hewan Pamotan merupakan simpul penting dalam distribusi ternak di Kabupaten Rembang. Namun, peningkatan populasi ternak dan keterbatasan lahan membuat pemerintah merencanakan relokasi pasar ke lokasi baru seluas 2,3 hektare yang lebih representatif dan memadai. Proyek ini telah dianggarkan sebesar Rp4 miliar pada tahap awal, dengan rencana total pembiayaan mencapai Rp15 miliar. Fasilitas seperti area karantina, los jual beli, drainase, serta tempat parkir yang memadai diharapkan mendorong efisiensi distribusi ternak dan peningkatan transaksi.
Pemindahan pasar juga direspons positif oleh para pelaku peternakan dan masyarakat karena kapasitas pasar baru dirancang untuk menampung hingga 1.000 ekor ternak. Peningkatan 30 persen jumlah ternak menjelang Idul Adha dibanding tahun sebelumnya memperkuat urgensi pembangunan fasilitas ini. Relokasi juga mempertimbangkan kelancaran lalu lintas dan kenyamanan jual beli ternak yang selama ini terganggu oleh kepadatan di lokasi lama.
Menjelang Idul Adha, Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang melakukan pengawasan intensif terhadap kesehatan hewan ternak. Berdasarkan laporan tahun 2024, sebanyak 1.570 ekor hewan ternak telah diperiksa dan dinyatakan layak kurban. Pemeriksaan meliputi sapi, kambing, dan domba, dengan temuan bahwa seluruh hewan bebas dari penyakit berbahaya seperti PMK dan LSD. Dua ekor sapi yang memiliki bekas luka LSD juga tetap dinyatakan aman untuk kurban karena sudah sembuh.
Untuk memperkuat pengawasan, Dintanpan mengoperasikan sistem pelaporan PMK di seluruh 14 kecamatan. Enam dokter hewan dan petugas lapangan dikerahkan untuk menangani vaksinasi dan laporan gejala penyakit. Hingga Januari 2025, tercatat 161 kasus PMK dengan enam ekor sapi mati. Upaya ini menunjukkan komitmen Pemkab dalam menjaga keberlanjutan sektor peternakan sekaligus melindungi konsumen dari risiko kesehatan akibat produk ternak yang tidak layak konsumsi.
Pemkab Rembang bersama BAZNAS mengembangkan program peternakan berbasis zakat melalui Balai Ternak Mendo Mandiri. Program ini bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi mustahik melalui bantuan ternak kambing, pelatihan, dan pendampingan intensif. Salah satu syarat keberlanjutan program adalah larangan menjual ternak sebelum lahir anak kedua, guna memastikan keberlanjutan usaha. Selain pemeliharaan, mustahik juga mendapat dukungan pemasaran untuk hewan kurban.
Distribusi ternak dilakukan di beberapa desa seperti Pasedan, Bendo, dan Logede, menunjukkan cakupan program yang meluas. Inisiatif ini merupakan model kolaboratif antara negara dan lembaga zakat untuk pengentasan kemiskinan berbasis aset produktif. BAZNAS juga mengintegrasikan aspek religius dan ekonomi melalui penyediaan hewan kurban dari peternak binaan kepada para muzaki. Secara umum, program ini menunjukkan keberhasilan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Pemerintah Kabupaten Rembang menjadikan peternakan sebagai bagian dari edukasi publik melalui kegiatan kunjungan siswa dan festival ternak. Salah satunya adalah kunjungan siswa SD IT Avicena Lasem ke peternakan kambing etawa di Desa Kemadu. Kegiatan ini membuka wawasan anak-anak bahwa profesi peternak memiliki potensi yang menjanjikan. Produk turunan dari peternakan seperti sabun dan es lilin dari susu kambing juga diperkenalkan secara langsung.
Sebagai sarana promosi peternakan, Pemkab juga menggelar “Gus Hanies Cup”—sebuah kontes kambing etawa yang diikuti oleh 200 peserta dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lomba ini menilai kualitas postur tubuh dan warna bulu kambing serta memberikan motivasi kepada peternak untuk meningkatkan kualitas genetik ternak. Festival semacam ini diproyeksikan rutin digelar setiap tahun dan menjadi daya tarik pariwisata tematik berbasis agribisnis peternakan.
Dukungan terhadap kelompok ternak terus diperluas melalui bantuan hibah dan pendampingan teknis. Salah satu contohnya adalah Kelompok Ternak Jaya Mandiri di Desa Ngadem yang memperoleh bantuan sapi dari anggota DPRD Rembang. Bantuan ini disertai arahan agar pengelolaan ternak dilakukan secara kolektif dan transparan, serta tidak dimiliki secara individu. Sistem pengelolaan kolektif ini diyakini akan meningkatkan kohesi sosial dan efektivitas usaha.
Namun, tantangan tetap ada, terutama saat terjadi wabah PMK yang berdampak pada aktivitas pasar ternak seperti di Kragan. Dalam kondisi tersebut, Pemkab mengambil langkah tegas untuk menghentikan sementara aktivitas perdagangan ternak demi mengendalikan penyebaran virus. Kebijakan ini menegaskan perlunya kesiapsiagaan dalam penanganan krisis dan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung keberlanjutan peternakan di tingkat daerah.
Kabupaten Rembang memiliki garis pantai sepanjang ±62 km dengan jumlah armada nelayan mencapai 3.998 kapal . Dalam kurun waktu 2016–2024, total produksi perikanan tangkap di daerah ini tercatat mencapai 783.000 ton dengan nilai ekonomi sekitar Rp5,7 triliun. Puncak produksi terjadi pada tahun 2020 sebesar 111.000 ton, namun kemudian mengalami penurunan hingga tersisa 79.000 ton pada tahun 2023 dan sekitar 45.000 ton hingga Agustus 2024. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk iklim laut, tekanan pasar, serta tantangan distribusi hasil tangkapan.
Komoditas unggulan berdasarkan analisis Location Quotient mencakup ikan bawal hitam, tenggiri, kembung, teri, serta udang vanamei dan windu yang tersebar di sejumlah kecamatan pesisir seperti Sarang, Kragan, Kaliori, dan Sluke. Meskipun produksinya mengalami penurunan, potensi perikanan tangkap masih menjadi kontributor penting dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian luas, serta menyerap ribuan tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan infrastruktur seperti 10 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan 3 Pelabuhan Perikanan (PPI) turut memperkuat posisi Rembang sebagai salah satu daerah dengan kontribusi terbesar dalam perikanan tangkap di Jawa Tengah.
Selain perikanan tangkap, sektor budidaya juga berkembang signifikan di Kabupaten Rembang. Kawasan perairan Pulau Marongan, Gede, Masaran, Gurian, dan Sluke telah direkomendasikan untuk pengembangan budidaya laut seperti rumput laut (raft culture), teripang (pen culture), kerapu, kakap, dan beronang melalui sistem keramba jaring apung. Budidaya air payau dan air tawar turut ditingkatkan sebagai bagian dari program ketahanan pangan. Salah satunya melalui program pembibitan ikan nila dan lele yang dijalankan oleh TNI AL (Danposal Rembang) di Kecamatan Lasem sebagai upaya menjamin ketersediaan protein dan peningkatan pendapatan masyarakat
Dukungan terhadap diversifikasi perikanan ini juga diperkuat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan melalui pelatihan, penyediaan sarana produksi, serta intervensi gizi masyarakat. Dalam kerangka pengendalian stunting, program "Gemar Makan Ikan" secara aktif disosialisasikan untuk meningkatkan konsumsi ikan dari 38,9 kg per kapita (2021) menuju target 43,7 kg per kapita per tahun. Program ini diharapkan tidak hanya menciptakan kesadaran gizi, namun juga menstimulasi permintaan lokal terhadap hasil perikanan budidaya.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi distribusi dan pemberdayaan nelayan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi pembangunan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang. Konsep Kalamo mencakup pelabuhan terintegrasi dengan fasilitas seperti bale nelayan, sentra kuliner, kios perbekalan, bengkel dermaga, shelter pendaratan ikan, hingga cold storage. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengolahan hasil tangkapan serta mempercepat jalur pemasaran hasil perikanan.
Selain Kalamo, pembangunan dan rehabilitasi dermaga juga menjadi prioritas Pemkab Rembang, dengan alokasi anggaran lebih dari Rp10 miliar per tahun, bahkan mencapai Rp35 miliar untuk kawasan Tasikagung. Infrastruktur tambahan seperti 17 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBUN) juga dikelola untuk mendukung operasionalisasi armada nelayan, meskipun beberapa titik sempat mengalami kelangkaan BBM bersubsidi akibat keterbatasan kuota dari BPH Migas. Optimalisasi infrastruktur menjadi kunci dalam menjaga produktivitas dan keberlanjutan sektor perikanan daerah.
Kabupaten Rembang memiliki jaringan industri pengolahan ikan yang aktif, baik skala rumahan maupun industri besar. Terdapat setidaknya sembilan perusahaan besar yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan untuk kebutuhan ekspor, seperti PT Indo Sea Food dan PT Perikanan Indonesia. Di sisi lain, pelaku usaha mikro seperti produsen terasi di Desa Leran dan usaha frozen food seperti Mina Food di bawah naungan Rumah BUMN juga berkembang signifikan dengan pasar yang menjangkau Jawa Tengah dan nasional. Kontribusi industri olahan ikan juga tampak melalui sinergi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), di mana produk olahan seperti bandeng presto dan bakso ikan secara berkala disalurkan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sekolah. Dukungan terhadap industri ini diberikan dalam bentuk pelatihan, pendampingan mutu produksi, sertifikasi, hingga kemitraan koperasi. Hal ini sejalan dengan tren peningkatan nilai tambah sektor perikanan melalui hilirisasi dan penguatan rantai pasok.
Sejumlah tantangan juga dihadapi sektor perikanan di Rembang, termasuk penurunan drastis harga jual ikan sejak akhir 2023 yang mencapai 40–50%. Hal ini berdampak langsung pada operasional kapal tangkap yang banyak dihentikan karena tidak mampu menutup biaya. Masalah lain yang mencuat adalah keterlambatan pembayaran hasil penjualan dari pabrik pengolahan kepada nelayan, hingga kekhawatiran terkait legalitas kapal cantrang yang tidak lagi memiliki surat resmi sejak 2015. Menanggapi kondisi tersebut, DPRD dan OPD terkait menggelar mediasi dan audiensi dengan pelaku usaha serta asosiasi nelayan seperti JTB Bhaita Adiguna dan HNSI Rembang. Hasil dari forum ini termasuk kesepakatan soal transparansi pembayaran dan perlunya pencatatan tertulis dalam transaksi jual beli ikan. Pemerintah daerah juga meminta dukungan pemerintah pusat dalam pengurusan legalitas kapal cantrang serta penetapan kuota BBM bersubsidi yang lebih realistis untuk nelayan kecil.
Pemkab Rembang rutin menyalurkan bantuan sarana produksi kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan. Pada tahun 2022, dana hibah dari APBD sebesar Rp3,075 miliar disalurkan kepada 36 kelompok usaha bersama (KUB), sedangkan dari DAK sebesar Rp1,9 miliar untuk 30 KUB. Selain itu, tersedia pula dana dari tugas pembantuan sebesar Rp2,2 miliar untuk pengembangan usaha garam rakyat (PUGAR), serta dana APBD untuk pembangunan fisik docking dan pembenihan ikan. Pemkab juga mengembangkan program berbasis pemberdayaan seperti Kampung Madani di Sarangmeduro, yang difokuskan pada pelatihan dan peningkatan usaha pengasapan ikan. Fasilitas seperti gerobak kebersihan dan ruang pintar turut disediakan melalui program CSR PNM sebagai bentuk dukungan sosial di lingkungan pesisir. Semua bentuk bantuan ini diawasi secara ketat oleh inspektorat dan dinas terkait agar tepat sasaran serta berdampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha kecil.
Pemerintah Kabupaten Rembang secara aktif menggelar kegiatan edukatif untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan. Sosialisasi “Gemar Makan Ikan” rutin digelar di berbagai kecamatan, termasuk di Pasar Banggi yang juga menjadi lokus penanganan stunting. Pendekatan kampanye dilakukan melalui penyajian makanan olahan berbahan dasar ikan seperti dimsum, pempek, bistik bandeng, dan pepes ikan dalam berbagai kegiatan massal seperti Hari Ikan Nasional 2022. Kegiatan ini tidak hanya menyasar edukasi gizi rumah tangga, tetapi juga mendorong diversifikasi produk perikanan agar lebih menarik bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Berdasarkan data Kabupaten Rembang Dalam Angka 2025, kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB sektor pertanian luas tetap signifikan, di mana konsumsi ikan menjadi indikator pendukung bagi indikator ketahanan pangan daerah . Melalui strategi ini, pemerintah berharap dapat membangun budaya konsumsi ikan secara berkelanjutan sebagai pilar ekonomi sekaligus kesehatan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Rembang menunjukkan komitmen dalam pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui pendekatan One Village One Product (OVOP). Pada 2024, dua pelaku IKM di sektor kain batik berhasil meraih klasifikasi bintang dari Kementerian Perindustrian. UD Pusaka Beruang, milik FX Santoso Hartono di Kecamatan Lasem, memperoleh klasifikasi bintang tiga. Sementara itu, Sekar Mulyo milik Joko Sri Purwanto dari Desa Babagan, Lasem, meraih klasifikasi bintang satu. Pemberian penghargaan ini dilakukan dalam ajang Gebyar IKMA 2024, sekaligus menjadi pintu pembuka partisipasi mereka dalam pameran tingkat nasional.
Program OVOP berfokus pada pengembangan produk berbasis kearifan lokal agar mampu bersaing di pasar domestik dan internasional. Produk yang diajukan untuk program ini harus memiliki nilai khas budaya lokal, mutu tinggi, serta berpotensi ekspor. Proses seleksi dilakukan secara ketat oleh Kementerian Perindustrian, dan pemerintah daerah turut mendaftarkan IKM yang memenuhi syarat. Selain sebagai bentuk apresiasi, penghargaan OVOP juga membuka akses pasar yang lebih luas dan dukungan pembinaan lanjutan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Rembang menghadirkan inovasi layanan perizinan "Si Kelingking Manis", yang bertujuan mendekatkan proses perizinan kepada pelaku UMKM. Inovasi ini menjadi solusi konkret atas kendala yang selama ini dihadapi pelaku usaha kecil yang kesulitan mengakses layanan perizinan karena keterbatasan waktu dan lokasi. Melalui pendekatan jemput bola, petugas DPMPTSP mendatangi langsung pelaku usaha dan membantu pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara langsung di lokasi usaha.
Program ini tidak hanya mempercepat proses legalisasi usaha, tetapi juga mendorong peningkatan kesadaran hukum dan akses formal pelaku UMKM terhadap berbagai program pemerintah. Dalam implementasinya, layanan ini telah menjangkau sentra kuliner dan kawasan wisata strategis di Kabupaten Rembang, termasuk Pantai Karangjahe dan Pantai Pasir Putih Kaliori. Dengan legalitas yang lebih kuat, pelaku UMKM Rembang dapat mengakses berbagai peluang pembiayaan, kemitraan, dan pengembangan pasar.
Pemerintah Kabupaten Rembang melalui kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah seperti Persepsi dan universitas internasional, telah menyelenggarakan pelatihan digitalisasi bagi perempuan pelaku UMKM. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Gajah Mada pada 11–12 September 2024, dan menyasar peningkatan kapasitas perempuan dalam kewirausahaan digital. Materi yang diberikan mencakup kesetaraan gender dalam bisnis serta penggunaan aplikasi seperti Canva dan platform e-commerce.
Program ini diikuti oleh ratusan perempuan dari berbagai daerah dan mendapat apresiasi dari peserta karena materi yang relevan dengan tantangan usaha di era digital. Salah satu peserta mengungkapkan manfaat signifikan yang dirasakan, terutama dalam strategi pemasaran digital. Upaya ini menjadi bagian dari gerakan pemberdayaan perempuan yang diarahkan untuk mengurangi kesenjangan akses terhadap teknologi dan memperluas partisipasi perempuan dalam pertumbuhan ekonomi lokal.
Untuk membantu pelaku UMKM bertahan dalam situasi krisis pandemi dan gejolak inflasi, Pemerintah Kabupaten Rembang menggulirkan program pinjaman lunak tanpa bunga dan tanpa agunan. Program ini direalisasikan melalui PT BPR BKK Lasem dan berhasil menyalurkan dana sebesar Rp55 miliar kepada lebih dari 12 ribu pelaku UMKM dalam bentuk Kredit Bulanan Mikro Bangkit (KBMB). Selain itu, ada pula program Kredit Bulanan Subsidi Inflasi (KBSI) yang diluncurkan pada 2022–2023 dengan total penyaluran Rp4,16 miliar.
Program ini memberikan akses permodalan ringan bagi pelaku usaha kecil, khususnya dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Kebijakan ini mendapat apresiasi luas dari pelaku UMKM yang merasa terbantu dalam meningkatkan kapasitas usaha mereka. Selain dukungan finansial, Pemkab Rembang juga aktif mendorong promosi produk UMKM melalui jejaring ritel modern dan pelatihan peningkatan kapasitas yang berkelanjutan
Pemkab Rembang mendorong terjadinya sinergi antara usaha besar dan pelaku UMKM melalui forum kemitraan yang difasilitasi DPMPTSP. Dalam forum yang diselenggarakan di Hotel Pollos pada Februari 2024, pelaku UMKM diberi akses untuk menjalin kerja sama dengan korporasi besar seperti Alfamart, Indomaret, dan Semen Gresik. Salah satu tujuan utamanya adalah memperluas pasar bagi produk UMKM lokal melalui sistem rantai pasok.
Dalam sektor kelautan, contohnya, industri pengolahan ikan berskala besar didorong untuk bermitra dengan nelayan lokal. Kemitraan ini tidak hanya memberikan jaminan pasokan bahan baku bagi industri, tetapi juga meningkatkan daya tawar UMKM dalam skema ekonomi yang inklusif. Berdasarkan data BPS, hingga 2023 terdapat 292 perusahaan di Kabupaten Rembang yang mempekerjakan lebih dari 10 tenaga kerja, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Rembang sebanyak 130 perusahaan dan 14.099 pekerja.
Rembang Expo 2024 menjadi ruang promosi utama bagi produk unggulan daerah yang sempat terhenti akibat pandemi. Tercatat sebanyak 223 stan berpartisipasi dalam kegiatan ini, menghadirkan berbagai produk UMKM, mulai dari batik Lasem, hasil pertanian, perikanan, hingga kerajinan tangan. Acara ini juga diisi dengan diskon harian, talkshow, dan bazar pasar murah, yang meningkatkan interaksi antara pelaku usaha dan masyarakat.
Pameran seperti ini berperan penting dalam membangun kesadaran merek dan meningkatkan permintaan atas produk lokal. Menurut data BPS, terdapat lebih dari 30 ribu UMKM yang tersebar di seluruh kecamatan di Rembang, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Rembang, Lasem, dan Pamotan. Upaya ini diperkuat dengan program lanjutan seperti "Njajan Fest" dan "Hampers Berkah UMKM", yang memberikan dukungan pemasaran, legalitas usaha, hingga penguatan kapasitas pelaku usaha melalui fasilitasi Rumah BUMN.
Rumah BUMN Rembang yang dikelola oleh PT Semen Gresik memainkan peran penting sebagai inkubator bisnis UMKM. Hingga 2024, lembaga ini telah mendampingi 495 UMKM dan menyerap 1.869 tenaga kerja. Selain memberikan pelatihan dan akses pasar, Rumah BUMN juga memfasilitasi transformasi digital pelaku usaha, sebagaimana dicontohkan oleh Mina Food Rembang yang berhasil bangkit dan berkembang pasca pandemi. Produk olahan ikan barakuda dari Mina Food bahkan telah mengantongi sertifikat kelayakan pengolahan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (Info 9).
Di sisi lain, sektor industri padat karya mengalami lonjakan signifikan. Pada 2024, sejumlah pabrik baru berdiri di Rembang, seperti pabrik rokok Djarum di Desa Landoh dan Tireman yang menyerap hingga 3.000 tenaga kerja. Selain itu, investasi asing dari Tiongkok juga akan mendirikan pabrik garmen di dekat kawasan industri PWI. Fenomena ini menunjukkan bahwa Rembang semakin menarik bagi investor karena kombinasi harga lahan yang kompetitif dan iklim usaha yang kondusif
Selain di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH, Anda dapat mengikuti uji kompetensi ini di beberapa tempat pelaksanaan (TUK) lainnya:
-
Aceh Barat, Aceh
-
Kota Denpasar, Bali
-
Badung, Bali
-
Kota Tangerang, Banten
-
Tangerang, Banten
-
Kota Bengkulu, Bengkulu
-
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
-
Kota Administrasi Jakarta Selatan, DKI Jakarta
-
Kota Administrasi Jakarta Pusat, DKI Jakarta
-
Kota Administrasi Jakarta Timur, DKI Jakarta
-
Kota Administrasi Jakarta Utara, DKI Jakarta
-
Kota Administrasi Jakarta Barat, DKI Jakarta
-
Bandung, Jawa Barat
-
Bogor, Jawa Barat
-
Kota Depok, Jawa Barat
-
Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
-
Kota Semarang, Jawa Tengah
-
Kota Surakarta, Jawa Tengah
-
Rembang, Jawa Tengah
-
Kota Salatiga, Jawa Tengah
-
Kota Surabaya, Jawa Timur
-
Kota Pontianak, Kalimantan Barat
-
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
-
Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
-
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
-
Kota Samarinda, Kalimantan Timur
-
Kota Bandar Lampung, Lampung
-
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
-
Kupang, Nusa Tenggara Timur
-
Jayapura, Papua
-
Kota Dumai, Riau
-
Kota Pekanbaru, Riau
-
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
-
Kota Manado, Sulawesi Utara
-
Kota Padang, Sumatera Barat
-
Kota Palembang, Sumatera Selatan
-
Banyuasin, Sumatera Selatan
-
Kota Medan, Sumatera Utara
Hubungi Kami untuk konsultasi memilih Tempat Uji Kompetensi dalam mendapatkan Sertifikat Profesi BNSP Operation Level Treasury Operation
Tunggu Apalagi? Segera Hubungi Kami untuk konsultasi cara mendapatkan Sertifikat Profesi BNSP Operation Level Treasury Operation
Training/Pelatihan Operation Level Treasury Operation
Apakah LSPKonstruksi.com dapat memberikan Pelatihan atau Bimbingan Teknis (BIMTEK) Sertifikasi Kompetensi Operation Level Treasury Operation?
Tentu Saja! Kami dapat memberikan pembekalan pelatihan Bimbinga Teknis sebelum proses Sertifikasi Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation
Hubungi Kami untuk Pelatihan atau Bimbingan Teknis (BIMTEK) Sertifikasi Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation ini
Apakah bisa pelatihan dan sertifikasi inhouse? Tentu! Tersedia Pelatihan dan Sertifikasi Inhouse dengan syarat dan ketentuan berlaku. Segera Hubungi Kami untuk konsultasi cara mendapatkan Sertifikat Profesi BNSP Operation Level Treasury Operation
Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Terkait Sertifikasi & Uji Kompetensi di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
- Bagaimana cara mendaftar sertifikasi BNSP di bidang konstruksi?
- Apa itu surat referensi kerja dari perusahaan?
- Bagaimana Cara Meningkatkan Nilai Uji Sertifikasi?
- Bagaimana cara memperpanjang sertifikasi BNSP?
- Bagaimana Jika Ada Kesalahan Data pada Sertifikat yang Dikeluarkan?
- Apa keuntungan memiliki sertifikat kompetensi BNSP?
- Apakah Ada Biaya Tambahan dalam Proses Sertifikasi?
- Bagaimana Jika Gagal dalam Uji Demonstrasi?
- Bagaimana Cara Menonjolkan Keunggulan dalam Uji Wawancara?
- Apa Saja Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Mendaftar Sertifikasi?
Dipercaya oleh perusahaan dan professional di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Sertifikat Kompetensi BNSP Lainnya di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH
Jika Anda bekerja di sektor Aktivitas Keuangan dan Asuransi, khususnya bidang Aktivitas Penunjang jasa keuangan, asuransi dana pensiun, maka Sertifikat Kompetensi BNSP Operation Level Treasury Operation di KAB. REMBANG,JAWA TENGAH adalah sertifikat yang perlu Anda pertimbangkan. Cek juga sertifikat profesi BNSP lainnya
Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi
Sertifikat Kompetensi BNSP Khusus Bidang Konstruksi Berstandar Nasional
Dapatkan sertifikat kompetensi konstruksi yang diakui secara nasional dan internasional. Sub Klasifikasi SKK Konstruksi LPJK yang telah terpercaya untuk mengembangkan karir profesional Anda di industri konstruksi Indonesia.
Mengapa SKK Konstruksi Penting?
Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi merupakan syarat wajib untuk bekerja di proyek konstruksi sesuai regulasi Kementerian PUPR dan LPJK. Tanpa SKK, Anda tidak dapat berpartisipasi dalam tender atau proyek konstruksi pemerintah maupun swasta.